NAMA
: VIRNA DHESTIRA PERMANA
NPM : 27212607
KELAS : 4EB24
FAK/JUR : EKONOMI/S-1 AKUNTANSI
BAB VI
TRANSLASI MATA UANG
A. Alasan Translasi Mata Uang Asing
Banyak permasalahan yang
berhubungan dengan translasi mata uang asing muncul dari fakta bahwa nilai
relatif mata uang asing hampir tidak pernah stabil. Tingkat variabelitas nilai
tukar, dikombinasikan dengan perbedaan antara metode translasi mata uang asing
dan penanganan terhadap translasi mata uang asing keuntungan dan kerugian,
semakin mempersulit untuk dapat membandingkan hasil suatu perusahaan dengan
prusahaan lainnya, ataupun perbandingan dalam suatu perusahaan dari periode
satu dengan periode lainnya.
B. Latar Belakang dan Termologi
Translasi mata uang asing tidaklah sama
dengan konversi, yauitu translasi mata uang secara fisik. Translasi mata uang
asing merupakan translasi sederhana dalam ekspresi moneter, seperti saat neraca
menggunakan poundsterling Inggris kemudian disajikan ulang dalam padanan dolar
AS. Tidak terjadi translasi secara fisik, dan tidak ada transaksi yang dapat
dihitung seperti pada konversi.
C. Efek Laporan Keuangan Terhadap
Kurs Alternatif
Tiga kurs translasi dibawah ini dapat
digunakan untuk mentranslasikan neraca mata uang asing terhadap mata uang
domestik. Pertama, kurs saat ini, adalah kurs yang berlaku pada tanggal laporan
keuangan. Kedua, adalah kurs historis, yang merupakam translasi mata uang yang
berlaku saat aset dengan mata uang asing pertama kali muncul. Yang terakhir
kurs rata-rata, yaitu nilai rata-rata bursa atau dengan pembobotan baik pada
kurs historis atau saat itu.
D. Transaksi mata uang asing
Perbedaan karakteristik pada
transaksi mata uang asing adalah perjanjian yang dipengaruhi oleh mata uang
asing. Oleh karena itu, transaksi mata uang asing akan muncul saat perusahaan
membeli atau menjual produk yang pembayarannya menggunakan mata uang asing atau
juga saat pinjam meminjam dengan mata uang asing.
E. Perspektif transaksi tunggal
Pada transaksi tunggal,
penyesuaian nilai tukar dimasukan sebagai penyesuaian terhadap pembukuan
transaksi awal dengan alasan bahwa transaksi dan perjanjiannya merupakan
kejadian tunggal.
F. Persepektif transaksi ganda
Pada perspektif transaksi
ganda, penerimaan piutang karena mempertimbangkan kejadian yang terpisah dari
penjualan yang memberikan tambahan pendapatan. Dalam ilustrasi sebelumnya,
penjualan ekspor dan piutang berhubungan akan dicatat dalam nilai tukar pada saat
itu.
G. Translasi mata uang asing
Metode nilai tukar tunggal
Metode ini mengaplikasikan
nilai tukar tunggal, harga penutupan atau bursa harga saat itu, terhadap semua
saham dan utang asing. Laporan keuangan operasional asing memiliki laporan
domisi tersendiri keadaan mata uang lokal dimana anak perusahaan berbisnis
Metode current-non current
Pada metode current non
current, aset lancar yang dimiliki anak perusahaan saat itu dan utang lancar
ditranslasikan ke dalam mata uang induk perusahaan mereka pada laporan
keuangannya dengan kurs saat ini
Metode moneter-nonmoneter
Pada metode ini juga
menggunakan skema klasifikasi neraca untuk menentukan nilai tukar mata uang
asing yang sesuai. Aset dan kewajiban moneter ditranslasikan dalam kurs saat
ini
Metode kurs sementara
Dengan metode kurs sementara, translasi mata uang asing
tidak mengubah sifat sebuah item yang dihitung, hal tsb hanya mengubah unit
perhitungan saja. Dengan kata lain, translasi mata uang asing neraca disajikan
ulang menggunakan mata uang item tersebut, tetapi bukan penilaian aktual.
Efek laporan keuangan
Kegiatan operasional yang memberikan keuntungan seblum
transaksi mata uang asing mungkin akan mengalami kerugian atau keuntungan yang
menurun setelah translasi mata uang asing.
H. Keuntungan dan kerugian translasi
mata uang
Penangguhan
Beberapa analisis tentang
penangguhan dengan dasar bahwa nilai tukar tidak akan berbalik dengan
sendirinya. Bahkan jika terjadi, penyesuaian karena nilai tukar penangguhan
dalam memprediksi perubahan nilai tukar adalah tugas yang paling sulit
Penangguhan dan amortisasi.
Beberapa perusahaan menangguhkan keuntungan dan kerugian
serta mengamortisasi penyesuaian melebihi umur manfaatnya pada masa item neraca
terkait. Pendekatan semacam ini terkadang dikritik dengan dasar teori dan
praktik
Penangguhan sebagian
Pilihian ketiga dalam akuntansi
untuk keuntungan dan kerugian hasil translasi mata uang asing adalah dengan
mengakui kerugian segera saat terjadi, akan tetapi mengakui keuntungan hanya
jika terealisasi.
Tidak ada penangguhan
Pilihan laporan akhir yang
dilakukan oleh banyak perusahaan diseluruh dunia adalah untuk mengenali secara
cepat mengenai keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing dalam laporan
laba-rugi
I. Pengembangan akuntansi translasi mata uang
asing
Pra – 1965 = sebelum tahun 1965 praktik translasi mata
uang asing banyak perusahaan AS dipandu oleh bab 12 dari accounting research
bulletin no 43 1965-1975 = ARB no 43
memperbolehkan beberapa perusahaan pengecualian khusus dalam metode current – noncurrent
1975 – 1981 = untuk mengakhiri perbedaan metode pada standar translasi
sebelumnya, FASB mengeluarkan FAS no 8 pada tahun 1975 - 1981 – sekarang= FASB
akhirnya mengeluarkan statement of financial accounting standar no. 52
Referensi:
Frederick D.S. Choi, dan Gary
K. Meek,International Accounting, Jakarta: Salemba Empat,2005